praktek sediaan darah tipis dan darah tebal

Kamis, 24 Mei 2012 0 komentar
A. Pendahuluan
Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metode. Salah satu metode yang paling diyakini dapat menemukan jenis serta stadium dari parasit Plasmodium adalah pembacaan sediaan darah malaria.
Sediaan darah malaria dapat dibuat dalam 2 bentuk, yaitu sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal. Guna membuat sediaan darah ini cukup diambil sample darah tepi karena jumlah darah yang dibutuhkan hanya sedikit.

Kehandalan teknisi laboratorium menjadi prasyarat utama dalam rangka memperoleh hasil yang akurat dalam pembacaan sediaan malaria.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis parasit yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan mengenal berbagai teknik pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa infeksi parasit.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa dapat membuat sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal untuk pemeriksaan malaria.

C. Alat dan Bahan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah mikroskup, obyek glass, blood lancet, pipet tetes, larutan Giemsa, buku kerja dan pensil warna. Sedangkan sample pemeriksaan berupa darah tepi yang diambil dari jari tangan.




D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pengambilan sample darah.
2. Ujung jari yang akan diambil darahnya, hendaknya diremas/diurut lebih dahulu untuk mengumpulkan darah ke ujung jari.
3. Usaplah ujung jari yang akan ditusuk menggunakan kapas alkohol 70 % dan biarkan kering angin (jangan ditiup).
4. Tusuklah ujung jari tersebut menggunakan blood lancet steril.
5. Teteskan darah yang keluar pada obyek glass. Upayakan pada minimal 2 buah obyek glass (satu untuk sediaan tipis satu lagi untuk sediaan tetes tebal)
6. Usaplah bekas tusukan lancet menggunakan kapas kering.
7. Untuk sediaan darah tipis lakukan penggeseran darah pada obyek glass tersebut menggunakan deck glass atau obyek glass lain, sedangkan untuk sediaan darah tebal, lebarkanlah sampel darah kira-kira selebar 1,5 cm. Keringkanlah di udara.
8. Lakukanlah pewarnaan dengan larutan Giemsa 1 : 9, selama kurang lebih 5 – 10 menit. (Pada sediaan darah tipis, sebelum diwarnai hendaknya dilakukan fiksasi menggunakan larutan methanol selama 1 menit. Sedangkan pada sediaan darah tebal hendaknya dilakukan proses hemolisis sampai sempurna sebelum diwarnai).
9. Setelah sediaan kering, dilakukan pembacaan dengan perbesaran obyektif 100 kali menggunakan imersion oil.

E. Hasil Pengamatan
Hasil pembacaan sediaan darah tipis, parasit Plasmodium akan berada di dalam eritrosit, sedangkan pada sediaan darah tebal yang sudah mengalami hemolisis, parasit Plasmodium tidak lagi tampak di dalam eritrosit.
Hasil pembacaan dilaporkan dalam jenis dan stadium yang ditemukan tetapi tidak perlu dilakukan penghitungan parasit.

F. Kesimpulan
 Untuk dapat menemukan parasit secara cepat hendaknya dipilih sediaan darah tebal. Kelemahan dari sediaan ini adalah bentuk parasit yang kurang lengkap morfologinya.
 Sediaan darah tipis dapat dipilih apabila menhendaki bentuk parasit yang utuh dan sempurna morfologinya, namun sediaan ini memberikan kemungkinan ditemukan parasit lebih kecil mengingat volume darah yang digunakan relatif sedikit.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 oLin Nurcahyani | TNB